Tampilkan postingan dengan label ikatan kimia 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ikatan kimia 1. Tampilkan semua postingan

Ikatan Logam

         Blog KoKim - Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak.

Logam mempunyai sifat-sifat antara lain:
a. pada suhu kamar umumnya padat,
b. mengilap,
c. menghantarkan panas dan listrik dengan baik,
d. dapat ditempa dan dibentuk.

       Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat (closely packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam lautan elektron. Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak terpaku pada salah satu inti atom. Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang bebas bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.

       Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe$^+$ membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe$^{2+}$ dan 2e$^-$), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe$^+$ dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.

       Demikian pembahasan materi Ikatan Logam dan contohnya. Ikatan logam merupakan salah satu jenis ikatan kimia. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan ikatan kimia 1.

Ikatan Kovalen

         Blog KoKim - Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah duplet atau oktet).

         Penggunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat titik, silang atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan. lambang titik Lewis di mana PEI (pasangan elektron berikatan) dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan di antara kedua atom dan PEB (pasangan elektron bebas) dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom.

Contoh :

Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai berikut:
a. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H$_2$, O$_2$, N$_2$, Cl$_2$, CO$_2$), cair (misalnya: H$_2$O dan HCl), ataupun berupa padatan.
b. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
c. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat berinteraksi dengan pelarut polar.
d. Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.

Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen dibagi 3 :
a). Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.
b. Ikatan kovalen rangkap dua
Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.
c. Ikatan kovalen rangkap tiga
Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.

Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen dibagi 2 :
a. Ikatan kovalen polar
       Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol ($\mu$ = hasil kali jumlah muatan dengan jaraknya) $ \neq 0 $.
Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan:
              $ \mu = q \times r $
Di mana:
$\mu$ = momen dipol dalam satuan Debye (D)
$q$ = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
$r$ = jarak dalam satuan cm

Contoh :

b. Ikatan kovalen nonpolar
       Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.

Contoh :

       Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.

Berdasarkan pemakaian electron secara bersama ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen koordinasi.
       Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan.

Contoh :

       Demikian pembahasan materi Ikatan Kovalen dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan ikatan kimia 1 yaitu "ikatan logam".

Ikatan Ion (Elektrovalen)

         Blog KoKim - Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarikmenarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsure logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron.

Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion terbentuk antara:
a. ion positif dengan ion negatif,
b. atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
c.atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai keelektronegatifan besar.

Contoh: NaCl, MgO, CaF$_2$, Li$_2$O, AlF$_3$, dan lain-lain.
Na$^+$ akan cenderung memberi 1e$^-$ dan Cl$^-$ akan manerima 1e$^-$, sehingga elektron terluarnya akan mengikuti aturan oktet (mempunyai 8e$^-$ terluar).

Mg$^{2+}$ akan cenderung memberi 2e$^-$ dan O$^{2-}$ akan manerima 2e$^-$, sehingga electron terluarnya akan mengikuti aturan oktet (mempunyai 8e$^-$ terluar).

Ca$^{2+}$ akan cenderung memberi 2e$^-$ dan F$^-$ hanya akan manerima 1e$^-$ sehingga dibutuhkan 2F$^-$ agar dapat menerima 2e$^-$, sehingga electron terluarnya akan mengikuti aturan oktet (mempunyai 8e$^-$ terluar).

Li$^+$ akan cenderung memberi 1e$^-$ dan O$^{2-}$ harus manerima 2e$^-$ sehingga dibutuhkan 2Li$^+$ agar dapat memberi 2e$^-$, sehingga electron terluarnya akan mengikuti aturan oktet (mempunyai 8e$^-$ terluar).

Al$^{3+}$ akan cenderung memberi 3e$^-$ dan F$^-$ hanya akan manerima 1e$^-$ sehingga dibutuhkan 3F$^-$ agar dapat menerima 3e$^-$, sehingga electron terluarnya akan mengikuti aturan oktet (mempunyai 8e$^-$ terluar).

Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.
a. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
c. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
e. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.

       Demikian pembahasan materi Ikatan Ion (Elektrovalen) dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan ikatan kimia yaitu "ikatan kovalen".

Ikatan Kimia I Secara Umum

         Blog KoKim - Pada ikatan kimia pertama ini yang akan dibahas adalah ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Karena selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai electron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet.

Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).
       Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.

2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan kovalen.
Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
a. Ikatan logam,
b. Ikatan hidrogen,
c. Ikatan Van der Waals.

Namun ikatan hidrogen dan ikatan van der waals akan dibahas di bab ikatan kimia II.

Untuk mempelajari Ikatan Kimia I Secara Umum, langsung saja ikuti link berikut yang membahas tiga ikatan kimia saja yaitu :
i). ikatan ion,
ii). ikatan kovalen,
iii). ikatan logam.

       Demikian penjabaran mengenai Ikatan Kimia I Secara Umum yang akan kita pelajari dan harus kita kuasai. Semoga bermanfaat, dan selamat mengikuti link di atas untuk mempelajari ikatan kimia I.