Tampilkan postingan dengan label minyak bumi dan gas alam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label minyak bumi dan gas alam. Tampilkan semua postingan

Daerah-daerah Pengilangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia

         Blog KoKim - Pada artikel ini kita akan membahas tentang Daerah-daerah Pengilangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Proses pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi yang bermanfaat dilakukan di kilang minyak (oil refinery). Berdasarkan data yang didapat dari Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra di TMII Jakarta, lapangan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia berjumlah 51 tempat, antara lain:

1. kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel/hari);
2. kilang minyak Balongan, Jawa Tengah (Kapasitas 125 ribu barel/hari);
3. kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 240 ribu barel/hari);
4. kilang minyak Dumai, Riau;
5. kilang minyak Plaju, Sumatera Selatan;
6. kilang minyak Pangkalan Brandan, Sumatera Utara; dan
7. kilang minyak Sorong, Papua.


Kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah
       PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348.000 barrel/hari, dan terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.

       Selain itu kilang ini merupan satu-satunya kilang di tanah air saat ini yang memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air. Kilang di PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap terdiri atas: Kilang Minyak I, Kilang Minyak II, dan Kilang Paraxylene.

Kilang minyak Balongan, Jawa Tengah
       PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM dan Petrokimia

Kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur
       Kilang Minyak Balikpapan terletak di tepi Teluk Balikpapan, meliputi areal seluas 2.5 km$^2$ . Kilang Minyak ini terdiri dari unit Kilang Minyak Balikpapan 1 dan unit Kilang Minyak Balikpapan II. Kilang Minyak Balikpapan 1 dibangun sejak tahun 1922 dan dibangun kembali pada tahun 1948 dan mulai beroperasi tahun 1950. Sedangkan Kilang Balikpapan II dibangun tahun 1980 dan resmi beroperasi 1 Nopember 1983. Tugas Kilang Minyak Balikpapan mengolah minyak mentah menjadi produk-produk yang siap dipasarkan, yaitu BBM dan Non BBM.

Kilang minyak Dumai, Riau
       Berbagai produk bahan bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) telah dihasilkan dari kilang Putri Tujuh Dumai - Sungai Pakning dan telah didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air dan manca negara. Sejak dioperasikan pada tahun 1971, kilang minyak Putri Tujuh Dumai dan Sungai Pakning telah memberikan sumbangan nyata terhadap perkembangan dan kemajuan daerah khususnya kota Dumai dan sekitarnya dan telah memberikan andil yang besar bagi pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional.

Kilang minyak Plaju, Sumatera Selatan
       Bisnis Pengolahan PERTAMINA memiliki dan mengoperasikan 6 (enam) buah unit Kilang dengan kapasitas total mencapai 1.046,70 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak seperti kilang UP-III Plaju dan Kilang UP-IV Cilacap terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk-produk Petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene.

Kilang minyak Pangkalan Brandan, Sumatera Utara
       Kilang Pangkalan Brandan yang dikelola Unit Pengolahan (UP) I Pertamina Brandan, merupakan salah satu dari sembilan kilang minyak yang ada di Indonesia. Kilang yang berada di Kecamatan Babalan Langkat saat ini berkapasitas 5.000 barel per hari, dengan hasil produksi berupa gas elpiji sebanyak 280 ton per hari, kondensat 105 ton per hari, dan beberapa jenis gas dan minyak.

Kilang minyak Sorong, Papua
       Kilang minyak Kasim RU VII, Kabupaten Sorong, Papua Barat, 1 Mei 2016. Kilang Kasim (KK), terletak sekitar 120 kilometer Arah Selatan Kota Sorong. Kilang yang memiliki kapasitas design 10.000 bbl/hari ini didirikan pada tahun 1995 -1997 dan diresmikan pada 05-12-1997. Minyak mentah menjadi bbm, (premium dan solar) dengan pasokan dari Santa fe. Kilang Kasim mengolah crude Walio Mix dengan komposisi 60% Walio crude dan 40% Salawati crude.

       Demikian pembahasan materi Daerah-daerah Pengilangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Semoga artikel yang berkaitan dengan minyak bumi dan gas alam ini bisa bermaanfaat untuk kita semua.

Bensin Sebagai Bahan Bakar

         Blog KoKim - Fraksi minyak bumi yang paling banyak digunakan ialah bensin. Komponen utama bensin yaitu $n$-heptana dan isooktana. Pada artikel ini kita akan membahas materi Bensin Sebagai Bahan Bakar. Bensin yang komponen terbanyaknya hidrokarbon rantai bercabang, energi hasil pembakarannya lebih besar dibandingkan dengan bensin yang komponen terbanyaknya rantai lurus. Dengan demikian bensin dari hidrokarbon rantai lurus kurang efisien untuk menggerakkan mesin kendaraan. Kurangnya efisiensi ini ditandai dengan suara ketukan (knocking) pada mesin kendaraan. Dengan demikian, sebaiknya menggunakan bensin yang komponennya senyawa hidrokarbon bercabang. Komponen bensin yang paling banyak cabangnya adalah 2,2,4-trimetilpentana atau isooktana dengan rumus:

       Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling komersial, paling banyak diproduksi, dan paling banyak digunakan, sebab berfungsi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi manusia sehari-hari. Bensin yang dijual di pasaran merupakan campuran isooktana dengan alkanaalkana lainnya, seperti heptana dan oktana.

       Persentase isooktana dalam suatu bensin disebut angka oktana (bilangan oktana). Misalnya campuran yang mengandung 20% $n$-heptana dan 80% isooktana, mempunyai bilangan oktan 80. Mutu atau kualitas bensin ditentukan oleh besarnya bilangan oktan.

       Makin tinggi harga bilangan oktan suatu bensin, berarti bensin tersebut makin bagus atau makin efisien dalam menghasilkan energi. Bensin premium mutunya lebih rendah dibandingkan petramax. Bensin premium memiliki bilangan oktan antara 80 - 84 sedangkan petramax mempunyai bilangan oktan 92 - 94. Selain itu, di pasaran dikenal pula petramax plus yang memiliki bilangan oktan 98.

       Bila bilangan oktan bensin rendah, pada mesin kendaraan akan timbul suara ketukan (knocking) sehingga mesin mudah panas dan rusak. Untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin ditambahkan TEL (Tetra Etyl Lead) dengan rumus kimia Pb(C$_2$H$_5$)$_4$. TEL dikenal sebagai anti knocking. Penggunaan TEL ini ternyata menimbulkan masalah yaitu timbulnya pencemaran udara oleh partikulat Pb. Agar PbO hasil pembakaran tidak mengendap dalam mesin dan keluar melalui knalpot, maka ditambahkan lagi senyawa 1,2-dibromoetana, sehingga yang keluar dari hasil pembakaran adalah PbBr$_2$ yang mudah menguap. Fraksi bensin dalam minyak bumi sebetulnya relatif sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, bensin banyak diperoleh dari hasil cracking minyak bumi, yaitu pemutusan hidrokarbon yang rantainya panjang menjadi rantai yang lebih pendek.

Berikut dampak pembakaran bahan bakar bensin:
a. Penggunaan TEL
       TEL mengandung logam berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar bersama asap kendaraan bermotor melalui knalpot. Hal ini menyebabkan pencemaran udara. Senyawa timbal merupakan racun dengan ambang batas kecil, artinya pada konsentrasi kecil pun dapat berakibat fatal. Gejala yang diakibatkannya, antara lain: tidak aktifnya pertumbuhan beberapa enzim dalam tubuh, berat badan anak-anak berkurang, perkembangan sistem syaraf lambat, selera makan hilang, cepat lelah, dan iritasi saluran pernapasan.

b. Pembakaran tidak sempurna hidrokarbon
Pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut:
Menghasilkan:
*). karbon (arang) yang berupa asap hitam yang mengganggu pernapasan.
*). gas karbonmonoksida yang merupakan gas beracun yang tidak berbau, tidak berasap, tetapi dapat mematikan. Gas CO memiliki kemampuan terikat kuat pada hemoglobin, suatu protein yang mengangkut O$_2$ dari paru-paru ke seluruh tubuh. Daya ikat hemoglobin terhadap CO dua ratus kali lebih kuat daripada terhadap O$_2$. Jadi, jika kita menghirup udara yang mengandung O$_2$ dan CO, maka yang akan terikat lebih dulu dengan hemoglobin ialah CO. Jika CO yang terikat terlampau banyak, maka tubuh kita akan kekurangan O$_2$ yang mempengaruhi proses metabolisme sel. Kadar CO yang diperbolehkan ialah di bawah 100 ppm (0,01%). Udara dengan kadar CO 100 ppm, dapat menyebabkan sakit kepala dan cepat lelah. Udara dengan kadar CO 750 ppm, dapat menyebabkan kematian.
*). gas karbondioksida menyebabkan perubahan komposisi kimia lapisan udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse effect), yang memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi.

c. Adanya belerang dalam minyak bumi
Adanya belerang dalam minyak bumi, akan terbakar menghasilkan belerang dioksida.
$ S + O_2 \rightarrow SO_2 $
Gas belerang dioksida (SO$_2$) merupakan oksida asam yang dapat merusak zat hijau daun (klorofil), sehingga mengganggu proses fotosintesis pada pohon. Apabila SO$_2$ bercampur dengan air hujan menyebabkan terjadinya hujan asam bersama-sama dengan NO$_x$. NO$_x$ sendiri secara umum dapat menumbuhkan sel-sel beracun dalam tubuh mahluk hidup, serta meningkatkan derajat keasaman tanah dan air jika bereaksi dengan SO$_2$.

       Demikian pembahasan materi Bensin Sebagai Bahan Bakar dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan minyak bumi dan gas alam yaitu Daerah-daerah Pengilangan Minyak Bumi dan Gas Bumi di Indonesia.

Pengolahan dan Teknik Pemisahan Fraksi Minyak Bumi

         Blog KoKim - Pada artikel ini kita akan membahas materi Pengolahan dan Teknik Pemisahan Fraksi Minyak Bumi. Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.

       Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak mentah ditambahkan asam dan basa. Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.

       Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.

       Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawasenyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.

Pengolahan pada minyak bumi ini terdapat dua tahap, yaitu: pengolahan tahap pertama (Primary Process) dan pengolahan tahap kedua.

Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-masing fraksi. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.

Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar. Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming).

Mari kita bahas, satu persatu mulai dari primary process hingga pengolahan tahap kedua. Pada tahap pertama akan dihasilkan diagram fraksionasi minyak bumi seperti berikut ini:

Sedangkan proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.
1). Konversi struktur kimia
       Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon lain melalui proses kimia.

a). Perengkahan (cracking)
Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil. Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
*). Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi saja.
*). Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas dan katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.
*). Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.

Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin, avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja. Selain itu, jumlah residunya akan berkurang.

b). Alkilasi
Alkilasi merupakan suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas.

c). Polimerisasi
Polimerisasi merupakan penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan.

d). Reformasi
Proses ini dapat berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.

e). Isomerisasi
Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, $n$-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.

2). Proses ekstraksi
       Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO$_2$, furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi saja.

3). Proses kristalisasi
       Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point) masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produk-produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil petrokimia lainnya.

4). Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)
       Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi.

       Demikian pembahasan materi Pengolahan dan Teknik Pemisahan Fraksi Minyak Bumi. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan minyak bumi dan gas alam yaitu Bensin Sebagai Bahan Bakar.

Komponen Utama Minyak Bumi

         Blog KoKim - Komponen utama minyak bumi yaitu senyawa hidrokarbon. Di samping senyawa-senyawa hidrokarbon, minyak bumi pada umumnya mengandung unsur-unsur belerang, nitrogen, oksigen, dan logam (khususnya vanadium, nikel, besi, dan tembaga). Tabel berikut menunjukkan persentase komposisi senyawa yang terkandung dalam minyak mentah (crude oil).

a. Senyawa n-alkana
       Senyawa alkana yang terdapat dalam minyak bumi ada yang memiliki rantai karbon lurus seperti $n$-butana dan $n$-heptana. Rumus struktur senyawa alkana tersebut yaitu sebagai berikut:

       Senyawa alkana merupakan komponen utama minyak bumi. Pada suhu kamar, metana dan etana berupa gas. Metana dan etana merupakan komponen utama LNG. Sementara itu, propana dan butana merupakan komponen utama LPG berbentuk cair.

b. Senyawa sikloalkana
       Senyawa sikloalkana merupakan komponen terbesar kedua setelah $n$-alkana. Senyawa sikloalkana yang paling banyak terdapat pada minyak bumi yaitu siklopentana dan sikloheksana. Contohnya metilsiklopentana dan etilsikloheksana dengan rumus struktur sebagai berikut:

c. Senyawa isoalkana
Hanya sedikit isoalkana yang terkandung dalam minyak bumi, seperti 2,2,4-trimetilpentana (iso-oktana).

d. Senyawa aromatik
       Hanya sedikit senyawa aromatik dengan titik didih rendah dalam minyak bumi. Senyawa hidrokarbon aromatik paling sederhana yang terdapat pada minyak bumi adalah benzena (C$_6$H$_6$) dan metilbenzena dengan rumus struktur sebagai berikut:

Berikut ini kegunaan senyawa-senyawa alkana yang terdapat dalam minyak mentah.
a. Metana (CH$_4$) dan etana (C$_2$H$_6$) sebagai bahan utama LNG.
b. Propana (C$_3$H$_8$) dan butana (C$_4$H$_{10}$) sebagai bahan utama LPG.
c. Pentana (C$_5$H$_{12}$) dan heptana (C$_7$H$_{16}$) sebagai bahan pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepat kering lainnya.
d. C$_6$H$_{14}$ sampai C$_{12}$H$_{26}$ dicampur bersama dan dimanfaatkan sebagai bensin.
e. C$_{10}$ sampai C$_{15}$ dimanfaatkan sebagai bahan utama minyak tanah.
f. C$_{10}$ dan C$_{20}$ dimanfaatkan sebagai bahan utama diesel dan bahan bakar minyak untuk mesin kapal.
g. C$_{16}$ sampai C$_{20}$ dimanfaatkan sebagai bahan utama solar untuk bahan bakar mesin jet.
h. C$_{20}$ ke atas yang berbentuk setengah padat digunakan sebagai bahan utama minyak pelumas dan vaselin.
i. Mulai C$_{25}$ berbentuk padat dan dimanfaatkan sebagai lilin dan bitumen aspal.

       Demikian pembahasan materi Komponen Utama Minyak Bumi dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan minyak bumi dan gas alam yaitu Pengolahan Minyak Bumi dan Teknik Pemisahan Fraksi-fraksi Minyak Bumi.

Proses Pembentukan Minyak Bumi

         Blog KoKim - Minyak bumi berasal dari sisa-sisa fosil hewan yang telah melapuk di dasar bumi selama jutaan tahun. Minyak bumi disebut juga sebagai bahan bakar yang tidak dapat diperbarui karena jika kita menggunakan minyak bumi kita harus menunggu selama jutaan tahun untuk mendapatkannya kembali. Pada artikel ini kita akan membahas materi Proses Pembentukan Minyak Bumi.

         Minyak bumi mentah berasal dari makhluk-makhluk laut yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Makhluk-makhluk ini terkubur di bawah lapisan pasir dan lumpur pada dasar laut. Organisme mati ini tidak terurai oleh bakteri seperti biasanya karena keterbatasan oksigen bahkan tanpa oksigen dalam proses penguraiannya. Peningkatan suhu dan tekanan secara perlahan akan mengubah organisme mati tersebut menjadi minyak. Gas alam juga terkadang dapat ditemukan bersamaan dengan minyak bumi. Perhatikan gambar berikut:

         Proses pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahap yang cukup panjang. Mula-mula, para ahli melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan mendapatkan perkiraan cadangan minyak bumi. Pada umumnya, mereka membuat peta topografi dengan pemotretan dari udara. Setelah daerah-daerah yang akan diselidiki ditetapkan, para ahli bumi (geologi) mencari contoh-contoh batu atau lapisan batu yang muncul dari permukaan karang atau tebing-tebing untuk diperiksa di laboratorium. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan geofisika. Caranya dengan membuat gempa kecil atau getaran-getaran di bawah tanah (kegiatan seismik). Gelombang-gelombang getaran dari ledakan ini turun ke bawah dan memantul kembali ke permukaan bumi. Dengan cara ini, lokasi yang mengandung minyak bumi dapat diperkirakan secara ilmiah.

         Setelah menentukan lokasi yang diperkirakan mengandung minyak bumi, tahapan selanjutnya adalah melakukan kegiatan eksploitasi. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan minyak bumi. Kegiatan ini terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak. Pengeboran sumber minyak bumi menghasilkan minyak mentah yang harus diproses lagi. Selain minyak mentah, terdapat juga air dan senyawa pengotor lainnya. Zat-zat selain minyak mentah dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses selanjutnya.

         Pengeboran dilakukan dengan pipa-pipa yang digerakkan oleh mesin. Ujung bor biasanya ada intannya untuk memecahkan batu yang amat keras. Apabila pengeboran berhasil, minyak akan mengalir dari sumur bor dan disebut minyak mentah. Minyak mentah dibawa ke kilang minyak melalui jaringan pipa, kapal tanker, kereta api, atau jalan raya. Di kilang minyak, minyak mentah diolah dengan cara distilasi bertingkat atau fraksionasi.

         Minyak dan gas bumi berguna untuk kesejahteraan manusia, tapi kita tahu bahwa proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama. Mencari dan mengambilnya melalui pengeboran sangat sukar, serta mengolahnya menjadi bahan bakar memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu minyak dan gas bumi juga merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui dalam waktu yang cepat. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus menghemat dalam menggunakan minyak dan gas bumi, baik sebagai bahan bakar maupun produk-produk industri lainnya.

       Demikian pembahasan materi Proses Pembentukan Minyak Bumi. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan minyak bumi dan gas alam yaitu Komponen Utama Minyak Bumi.

Minyak Bumi dan Gas Alam

         Blog KoKim - Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus - karang dan oleum - minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan kental yang berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan berbau kurang sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.

       Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi dan gas alam yang cukup banyak. Minyak bumi merupakan sumber alam yang sangat potensial karena dari minyak bumi dapat menghasilkan berbagai bahan bakar, seperti LPG (Liquified Petroleum Gas), minyak tanah, dan bensin. Selain itu senyawa yang berupa gas dan minyak bumi dipakai untuk produk industri seperti pupuk, obat-obatan, bahan peledak, karet sintetis, serat tekstil, dan plastik.

       Sampai saat ini minyak bumi masih menjadi prioritas utama sebagai sumber energi, meskipun para ahli juga berupaya untuk mengembangkan alternatif energy selain minyak bumi, misalnya energi surya dan energi nuklir. Upaya para ahli tersebut mengingat minyak bumi termasuk di dalamnya gas alam, merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable resources).


       Sekarang tahukah kalian bagaimana proses pembentukannya, bagaimana cara memperolehnya dan bagaimana cara memanfaatkannya agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan, lebih-lebih setelah terjadi kelangkaan BBM seperti sekarang ini?.

       Dapatkah teman-teman membayangkan kehidupan kita tanpa minyak bumi? Tahukah kalian bahwa diperkirakan sekitar 20 tahun lagi cadangan minyak bumi Indonesia akan habis total dan Indonesia akan menjadi negara pengimpor minyak bumi? Mengapa akhir-akhir ini dunia diliputi kekhawatiran akan laju konsumsi minyak bumi yang semakin cepat? Mengapa sekarang ini di seluruh dunia sedang gencargencarnya mencari sumber energi alternatif pengganti minyak bumi? Sebenarnya apakah minyak bumi itu dan bagaimana terbentuknya di alam ini? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, silakan teman-teman ikuti pembahasan bab Minyak bumi dan Gas alam ini.

Mari kita simak ualasan yang akan kita bahas pada artikel minyak bumi dan gas alam ini, yaitu:
a. Proses pembentukan minyak bumi
b. Komponen utama minyak bumi
c. Pengolahan minyak bumi dan Teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
d. Bensin sebagai bahan bakar
e. Daerah-daerah pengilangan minyak bumi dan gas bumi di Indonesia.

       Demikian pembahasan secara umum Minyak Bumi dan Gas Alam dan contoh-contohnya. Silahkan ikuti link di atas untuk mempelajari pembahasannya secara lengkap.