Tampilkan postingan dengan label protein. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label protein. Tampilkan semua postingan

Kegunaan dan Reaksi Pengenalan Protein

         Blog KoKim - Materi terakhir yang akan kita bahas yang terkait dengan protein adalah Kegunaan dan Reaksi Pengenalan Protein. Kegunaan protein bagi tubuh kita sangatlah besar, salah satunya berperan sebagai enzim. Kita bagi menjadi dua submateri yaitu pertama membahas kegunaan protein bagi tubuh dan kedua submateri reaksi pengenalan protein.

Kegunaan Protein bagi tubuh
Protein mempunyai fungsi atau kegunaan, antara lain seperti berikut.
1). Sebagai Enzim
       Hampir semua reaksi biologi dipercepat oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, mulai dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Sampai saat ini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-sifatnya dan jumlah tersebut masih terus bertambah.

2). Alat Pengangkut dan Alat Penyimpan
       Banyak molekul dengan massa molekul relatif (Mr) kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transterin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein yang berbeda dengan transferin.

3). Pengatur Pergerakan
       Protein merupakan komplek utama daging. Gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran. Contohnya pergerakan flagela sperma disebabkan oleh protein.

4). Penunjang Mekanis
       Kekuatan serta daya tahan kulit dan tulang disebabkan adanya kalogen yaitu suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.

5). Pertahanan Tubuh/Imunisasi
       Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain. Protein ini pandai sekali membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.

6). Media Perambatan Impuls Saraf
       Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor. Misalnya rodopsin, yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

7). Pengendalian Pertumbuhan
       Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.

Reaksi-reaksi pengenalan protein
Untuk menguji keberadaan protein dapat ditunjukkan dengan uji reaksi seperti berikut:
a. Uji Biuret
       Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya protein. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian larutan CuSO$_4$ yang encer. Jika terbentuk warna ungu, berarti zat itu mengandung protein. Uji biuret positif bagi semua zat yang mengandung ikatan peptida.

b. Uji Xantoproteat
       Uji ini digunakan terhadap protein yang mengandung gugus fenil (cincin benzena). Jika protein yang mengandung cincin benzena dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga bila dibuat alkalis (basa) dengan larutan NaOH.

c. Uji Belerang
       Untuk mengetahui ada tidaknya unsur belerang dalam suatu protein, mula-mula larutan protein dengan larutan NaOH pekat (+ 6 M) dipanaskan, kemudian diberi beberapa tetes larutan timbal asetat. Jika terbentuk endapan hitam (PbS), maka itu menunjukkan adanya belerang.

       Demikian pembahasan materi Kegunaan dan Reaksi Pengenalan Protein dan contoh-contohnya. Demikian pembahasan materi yang terkait dengan protein. Semua materinya bisa teman-teman lihat di artikel terkait di bawah ini, atau teman-teman bisa membacanya pada artikel "Asam Amino dan Protein secara umum".

Penggolongan Protein

         Blog KoKim - Kita lanjutkan pembahasan tentang protein yaitu penggolongan protein. Protein dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal berikut ini yaitu Struktur susunan molekul, Kelarutan, Adanya senyawa lain pada protein, dan Tingkat degradasi. Untuk lebih jelaasnya, mari kita bahas satu persatu mengenai klasifikasi atau penggolongan protein secara lebih rinci.

Penggolongan Protein berdasarkan struktur susunan molekul
       Berdasarkan struktur susunan molekul, protein dibagi menjadi protein fibriler/skleroprotein dan protein globuler/sferoprotein.

       Protein fibriler/skleroprotein adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut dalam pelarutpelarut encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti dan sukar dimurnikan. Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila rantai ditarik memanjang, dapat kembali pada keadaan semula. Kegunaan protein ini terutama hanya untuk membentuk struktur bahan dan jaringan. Kadangkadang protein ini disebut albuminoid dan sklerin. Contoh protein fibriler adalah kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot keratin pada rambut, dan fibrin pada gumpalan darah.

       Protein globuler/sferoprotein yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur, dan daging. Protein ini larut dalam garam dan asam encer; lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam, dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu perubahan susunan molekul yang diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologinya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.

Penggolongan Protein berdasarkan kelarutan
       Berdasarkan kelarutannya, protein globuler dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu albumin, globulin, glutelin, prolamin, histon, dan protamin.

       Albumin, larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contohnya albumin telur, albumin serum, dan laktalbumin dalam susu. Globulin, tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam encer, dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi (salting out). Contoh globulin adalah miosinogen dalam otot, ovoglobulin dalam kuning telur, amandin dari buah almonds, legumin dalam kacang-kacangan.

       Glutelin, tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam/basa encer. Contohnya glutelin dalam gandum dan oriznin dalam beras. Prolamin atau gliadin, larut dalam alkohol 70 - 80% dan tak larut dalam air maupun alkohol absolut. Contohnya gliadin dalam gandum, hordain dalam barley, dan zein dalam jagung. Histon, larut dalam air dan tidak larut dalam ammonia encer. Histon dapat mengendap dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi karena pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam encer. Contohnya globin dalam hemoglobin.

       Protamin, protein paling sederhana dibanding proteinprotein lain, tetapi lebih kompleks daripada pepton dan peptida. Protein ini larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Larutan protamin encer dapat mengandung protein lain, bersifat basa kuat, dan dengan asam kuat membentuk garam kuat. Contohnya salmin dalam ikan salmon, klupein pada ikan herring, skombrin (scombrin) pada ikan mackarel dan spirinin (cyprinin) pada ikan karper.

Penggolongan Protein berdasarkan adanya senyawa lain pada protein
       Berdasarkan keberadaan senyawa lain pada protein, maka protein dibagi menjadi protein konjugasi dan protein sederhana. Protein konjugasi yaitu protein yang mengandung senyawa lain yang nonprotein.Contohnya hemoglobin darah. Protein pada heme yaitu suatu senyawaan besi kompleks berwarna merah. Protein sederhana yaitu protein yang hanya mengandung senyawa protein.

Penggolongan Protein berdasarkan tingkat degradasi
       Protein dapat dibedakan menurut tingkat degradasinya. Degradasi merupakan tingkat permulaan denaturasi.
a). Protein alami adalah protein dalam sel.
b). Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein. Pada tingkat permulaan denaturasi, dapat dibedakan menjadi protein turunan primer (protein dan meta-protein) dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan peptida).

       Protein turunan primer merupakan hasil hidrolisis yang ringan, sedangkan protein turunan sekunder adalah hasil hidrolisis yang berat. Protein adalah hasil hidrolisis oleh air, asam encer, atau enzim, yang bersifat tidak larut. Contohnya adalah miosan dan endestan. Metaprotein merupakan hasil hidrolisis lebih lanjut oleh asam dan alkali dalam asam serta alkali encer tetapi tidak larut dalam larutan garam netral. Contohnya adalah asam albuminat dan alkali albuminat.

       Proteosa bersifat larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Diendapkan oleh larutan (NH$_4$)$_2$SO$_4$ jenuh. Pepton juga larut dalam air, tidak terkoagulasikan oleh panas, dan tidak mengalami salting out dengan amonium sulfat, tetapi mengendap oleh pereaksi alkohol seperti asam fosfotungstat. Peptida merupakan gabungan dua atau lebih asam amino yang terikat melalui ikatan peptida.

       Demikian pembahasan materi Penggolongan Protein dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan protein yaitu Kegunaan dan reaksi pengenalan protein.

Struktur Protein

         Blog KoKim - Pada artikel ini kita akan membahas materi struktur protein. Penyusun utama protein adalah urutan berulang dari satu atom nitrogen dan dua atom karbon. Protein tersusun atas beberapa asam amino melalui ikatan peptida. Perhatikan struktur molekul protein berikut ini:

       Secara teoritik dari 20 jenis asam amino yang ada di alam dapat dibentuk protein dengan jenis yang tidak terbatas. Namun diperkirakan hanya sekitar 2.000 jenis protein yang terdapat di alam. Para ahli pangan sangat tertarik pada protein, karena struktur dan sifatnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Struktur protein dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

1). Struktur Primer
       Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier.

2). Struktur Sekunder
       Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein menyebabkan struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan. Contoh bahan yang memiliki struktur sekunder ialah bentuk $\alpha$ -heliks pada wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada molekul-molekul sutra, serta bentuk heliks pada kolagen. Perhatikan bentuk $\alpha$ -heliks protein di samping. Pada struktur ini ikatan peptida, dan ikatan hidrogen antara gugus N - H dan C = O berperan sebagai tulang punggung struktur.

3) Struktur Tersier
       Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur sekunder yang berbeda. Jika digabungkan, secara keseluruhan membentuk struktur tersier protein. Bagian bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan hidrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier protein. Ikatan hidrofobik terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari molekul-molekul, sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu penting peranannya terhadap struktur tersier molekul. Ikatan garam mempunyai kecenderungan bereaksi dengan ion-ion di sekitar molekul.

Perhatikan ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut:
Keterangan :
a. Interaksi Elektrostatik;
b. Ikatan Hidrogen;
c. Interaksi Hidrofobik;
d. Interaksi Hidrofilik;
e. Interaksi Disulfida.

4). Struktur Kuartener
       Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu rantai polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener. Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya protein sama dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.

       Demikian pembahasan materi Struktur Protein dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan protein yaitu penggolongan protein.

Senyawa Protein dan Sifat-sifatnya

         Blog KoKim - Setelah membahas maateri yang terkait dengan asam amino, kita lanjutkan lagi pembahasan yang terkait dengan protein yaitu Senyawa Protein dan Sifat-sifatnya. Seperti biasa, pembahasan kita bagi menjadi dua bagian, pertama tentang senyawa protein, dan kedua tentang sifat-sifat protein.

Senyawa Protein
       Senyawa Protein ialah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu dengan lainnya dengan ikatan amida (peptida). Protein memainkan berbagai peranan dalam system biologis. Protein mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfat, dan fosfat. Berikut adalah tabel komposisi dasar protein:

Sifat-sifat Protein
       Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam aminonya. Berat molekul protein sangat besar sehingga bila protein dilarutkan dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal. Molekul protein tidak dapat melalui membran semipermiabel, tetapi masingmasing dapat menimbulkan tegangan pada membrane tersebut.

       Ada protein yang larut dalam air, dan ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti etil eter. Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, maka daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein mengendap. Prinsip ini digunakan untuk memisahkan protein dari larutannya. Proses pemisahan protein seperti ini disebut salting out.

       Garam-garam logam berat dan asam-asam mineral kuat ternyata baik digunakan untuk mengendapkan protein. Prinsip ini dipakai untuk mengobati orang yang keracunan logam berat dengan memberi minum susu atau makan telur mentah kepada pasien. Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein. Selain itu penggumpalan juga dapat terjadi karena aktivitas enzim-enzim proteolitik.

       Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa). Daya reaksi berbagai jenis protein terhadap asam dan basa tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak gugus amino dan karboksil dalam molekul. Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi sebagai basa, sehingga protein bermuatan positif. Bila pada kondisi ini dilakukan elektrolisis, maka molekul protein akan bergerak ke arah katode. Sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menuju anode. Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik (pI), muatan gugus amino, dan karboksil bebas akan saling menetralkan sehingga molekul bermuatan nol. Tiap jenis protein mempunyai titik isolistrik yang berlainan. Perbedaan inilah yang dijadikan pedoman dalam proses-proses pemisahan serta pemurnian protein.

       Demikian pembahasan materi Senyawa Protein dan Sifat-sifatnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan protein yaitu struktur protein.

Reaksi dan Kegunaan Asam Amino

         Blog KoKim - Pada artikel ini kita akan membahas materi Reaksi dan Kegunaan Asam Amino. Materi Reaksi dan Kegunaan Asam Amino ini kita bagi menjadi dua pembahasan yaitu pertama membahas reaksi asam amino dan kedua dulanjutkan dengan pembahasan kegunaan asam amino.

Reaksi Asam Amino
Asam amino dapat menjalin reaksi pada gugus asam karboksilat atau amino.
a). Reaksi esterifikasi pada gugus karboksilat, dapat dituliskan seperti berikut.
b). Reaksi diasilasi gugus amino menjadi amida.

       Kedua jenis reaksi ini bermanfaat dalam modifikasi atau pelindung sementara bagi kedua gugus tersebut, terutama sewaktu mengendalikan penautan asam amino untuk membentuk peptida atau protein.

c). Reaksi Ninhidrin
       Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik. Bila bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan zat warna ungu. Perhatikan reaksi seperti berikut.

       Hanya atom nitrogen dari zat ungu yang berasal dari asam amino, selebihnya terkonversi menjadi aldehida dan karbon dioksida. Jadi, zat warna ungu yang dihasilkan dari asam amino $\alpha$ dengan gugus amino primer, intensitas warnanya berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada. Adapun prolina yang mempunyai gugus amino sekunder bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna kuning.

Kegunaan Asam Amino
Dalam teknologi pangan asam amino ada yang menguntungkan tetapi juga ada yang kurang menguntungkan.

1). Asam amino yang menguntungkan.
       Contoh asam amino yang menguntungkan adalah dtriptofan yang mempunyai rasa manis 35 kali kemanisan sukrosa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pemanis. Contoh lainnya adalah asam glutamat yang sangat penting peranannya dalam pengolahan makanan karena dapat menimbulkan rasa yang lezat. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal monosodium glutamat, di mana gugus glutamat akan bergabung dengan senyawa lain sehingga menghasilkan rasa enak.

2). Asam amino yang merugikan.
       Contoh putih telur (albumen) yang mengandung avidin dan mukadin, di mana asam amino tersebut dapat mengikat biotin (sejenis vitamin B), sehingga biotin tidak dapat diserap oleh tubuh.

       Demikian pembahasan materi Reaksi dan Kegunaan Asam Amino dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan senyawa protein dan sifat-sifatnya.

Sifat-sifat Asam Amino

         Blog KoKim - Pada artikel ini kita akan membahas materi sifat-sifat asam amino. Asam amino mempunyai beberapa sifat, antara lain:
1. Larut dalam air dan pelarut polar lain.
2. Tidak larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzena dan dietil eter.
3. Mempunyai titik lebur lebih besar dibanding senyawa karboksilat dan amina.
4. Mempunyai momen dipol besar.
5. Bersifat elektrolit:
a. kurang basa dibanding amina
b. kurang asam dibanding karboksilat

6. Bersifat amfoter
       Karena mempunyai gugus asam dan gugus basa. Jika asam amino direaksikan dengan asam maka asam amino akan menjadi suatu anion, dan sebaliknya jika direaksikan dengan basa maka akan menjadi kation. Pada pH rendah asam amino bersifat asam sedangkan pada pH tinggi asam amino bersifat basa. Perhatikan keseimbangan bentuk asam amino berikut:

7. Dalam larutan dapat membentuk ion zwitter
       Karena asam amino memiliki gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam dan gugus amino (-NH$_2$) yang bersifat basa, maka asam amino dapat mengalami reaksi asam-basa intramolekul membentuk suatu ion dipolar yang disebut ion zwitter.

8. Mempunyai kurva titrasi yang khas.
9. Mempunyai pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan.
       Di bawah titik isoelektriknya, asam amino bermuatan positif dan sebaliknya di atasnya bermuatan negatif. Perhatikan kurva titrasi dari alanin berikut ini pada berbagai pH:

       Pada kurva tersebut memperlihatkan bahwa pada pH rendah (larutan asam) asam amino berada dalam bentuk ion amonium tersubstitusi dan pada pH tinggi (larutan basa) alanin hadir sebagai ion karboksilat tersubstitusi. Pada pH pertengahan yaitu 6,02, asam amino berada sebagai ion dipolar.

       Jadi secara umum, asam amino dengan satu gugus amino dan satu gugus karboksilat dan tidak ada gugus asam atau basa lain di dalam strukturnya, memiliki dua nilai pKa di sekitar 2 sampai 3 untuk proton yang lepas dari gugus karboksil dan di sekitar 9 sampai 10 untuk proton yang lepas dari ion amonium serta memiliki titik isoelektrik di antara kedua nilai pKa, yaitu sekitar pH 6.

       Demikian pembahasan materi Sifat-sifat Asam Amino. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan asam amino yaitu Reaksi dan kegunaan asam amino.

Asam Amino

         Blog KoKim - Pada artikel ini kita akan bahas materi asam amino secara lebih lengkap sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya yaitu "asam amino dan protein". Asam amino merupakan senyawaan dengan molekul yang mengandung gugus fungsional amino (-NH$_2$) maupun karboksil (-CO$_2$H). Secara umum, struktur asam amino dapat dituliskan seperti berikut:

       R dapat berupa gugus alkil, suatu rantai karbon yang mengandung atom-atom belerang, suatu gugus siklik atau gugus asam ataupun basa. Asam amino yang paling sederhana adalah glisin. Perhatikan struktur glisin berikut:

         Asam amino diperoleh dengan menghidrolisis protein, dan ditemukan 20 asam amino. Asam amino ini dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang sangat penting untuk tubuh tetapi tubuh tidak dapat membuat sendiri. Oleh karena itu, harus diperoleh dari luar yaitu dari makanan.

         Contoh asam amino esensial adalah threonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Adapun asam amino nonesensial merupakan asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh sendiri. Contoh asam amino nonesensial adalah glisin, alanin, serin, arginin, histidin, asam aspartat, asam glutamat, aspartin, glutamin, sistein, dan prolin. Perhatikan contoh rumus struktur asam amino esensial dan asam amino nonesensial pada tabel berikut:

       Demikian pembahasan materi asam amino dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan asam amino yaitu sifat-sifat asam amino.

Asam Amino dan Protein Secara Umum

         Blog KoKim - Pernahkah kalian minum susu? Atau makan kacang-kacangan? Dalam menu sehari-hari kalian, kadang terdapat kacang-kacangan, biji-bijian, buncis, telur ataupun daging. Anak-anak yang masih kecil biasanya sering dianjurkan oleh para ibu supaya banyak makan telur agar cepat tumbuh besar. Mengapa? Telur merupakan makanan yang banyak mengandung protein. Bahan-bahan tersebut semuanya mengandung protein. Pada artikel ini kita akan membahas materi asam amino dan protein.

         Apakah protein itu? Protein merupakan polimer alam yang terbentuk dari banyak monomer asam amino yang saling berikatan satu sama lain melalui ikatan peptida dengan reaksi polimerisasi kondensasi.

         Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia.Oleh karena sel merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein yang diperoleh dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang diperoleh dari tumbuhan disebut protein nabati.

         Tumbuhan memperoleh protein dari CO$_2$, H$_2$O, dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Di samping untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak.

         Protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam $\alpha$-amino. Massa molekul relatifnya berkisar antara 6.000 sampai jutaan. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N. Banyak juga protein yang mengandung belerang (S), dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit. Ada juga beberapa protein yang mengandung besi, mangan, tembaga, dan iodin.

         Di samping massa molekul yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, misalnya protein dalam putih telur. Tetapi ada juga yang sukar larut dalam air, misalnya rambut dan kuku.

         Protein tersusun atas banyak asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Asam amino ini merupakan turunan asam karboksilat, yaitu dengan mensubstitusi sebuah atom hidrogen dengan gugus amino. Struktur asam amino secara umum sebagai berikut:

Adapun submateri yang terkait Asam amino dan protein yang akan kita bahas yaitu :
*). Asam Amino
*). Sifat-sifat asam amino
*). Reaksi dan kegunaan asam amino
*). senyawa protein dan sifat-sifatnya
*). struktur protein
*). Penggolongan protein
*). Kegunaan dan reaksi pengenalan protein.

       Demikian pembahasan materi Asam Amino dan Protein dan contoh-contohnya. Silahkan baca penjelasan lebih lengkap mengenai asam amino dan protein dengan mengikuti link di atas. Semoga materi ini bermanfaat. Terima kasih.