Atom dari suatu unsur memiliki jumlah proton yang sama. Atom yang memiliki jumlah proton sama tetapi memiliki jumlah neutron berbeda disebut isotop. Isotop-isotop unsur memiliki sifat kimia yang sama. Perbedaannya terletak pada sifat fisik berkaitan dengan massa atomnya.
Sering kita temui unsur dengan jumlah proton berbeda tetapi memiliki jumlah neutron berbeda. Unsur-unsur demikian disebut isobar, seperti $_{ \, \,8}^{16}$O dan $_{\, \, 7}^{16}$N . Selanjutnya apa yang dimaksud dengan unsur radioaktif? Bagaimana unsur radioaktif ditemukan? Simaklah baik-baik uraian berikut.
Pada tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan percobaan dengan sinar katode. Ia menemukan bahwa tabung sinar katode menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar yang dapat menghitamkan film foto. Selanjutnya sinar itu diberi nama sinar X. Sinar X tidak mengandung elektron, tetapi merupakan gelombang elektromagnetik. Sinar X tidak dibelokkan oleh bidang magnet, serta memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada panjang gelombang cahaya.
Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen tersebut, maka Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala keradioaktifan. Pada penelitiannya ia menemukan bahwa garam-garam uranium dapat merusak film foto meskipun ditutup rapat dengan kertas hitam. Menurut Becquerel, hal ini karena garam-garam uranium tersebut dapat memancarkan suatu sinar dengan spontan. Peristiwa ini dinamakan radioaktivitas spontan.
Marie Curie merasa tertarik dengan temuan Becquerel, selanjutnya dengan bantuan suaminya Piere Curie berhasil memisahkan sejumlah kecil unsur baru dari beberapa ton bijih uranium. Unsur tersebut diberi nama radium. Pasangan Currie melanjutkan penelitiannya dan menemukan bahwa unsur baru yang ditemukannya tersebut telah terurai menjadi unsur-unsur lain dengan melepaskan energi yang kuat yang disebut radioaktif.
Percobaan selanjutnya dilakukan oleh Rutherford. Ia berhasil menemukan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif terdiri atas tiga jenis sinar yang berbeda kemampuan daya tembusnya. Ia hanya berhasil menemukan dua sinar, yaitu sinar $\alpha$ (alfa) dan $\beta$ (beta), sedang sinar ketiga ditemukan oleh Villard pada tahun 1900. Sinar ketiga tersebut adalah sinar $\gamma$ (gamma) yang ditemukan pada pelat film yang ditempatkan berhadapan dengan radiasi radioaktif.
Ilmuwan Inggris, Ernest Rutherford menjelaskan bahwa inti atom yang tidak stabil (radionuklida) mengalami peluruhan radioaktif. Partikel-partikel kecil dengan kecepatan tinggi dan sinar-sinar menyebar dari inti atom ke segala arah. Para ahli kimia memisahkan sinar-sinar tersebut ke dalam aliran yang berbeda dengan menggunakan medan magnet. Dan ternyata ditemukan tiga tipe radiasi nuklir yang berbeda yaitu sinar alfa, beta, dan gamma. Semua radionuklida secara alami memancarkan salah satu atau lebih dari ketiga jenis radiasi tersebut.
Berdasarkan proses pembentukannya di alam, radionuklida dapat dikelompokkan menjadi:
1. Radionuklida alam primer
Nuklida ini terbentuk secara alamiah, bersifat radioaktif, dan mempunyai waktu paruh yang panjang sehingga sampai sekarang masih ditemukan.
2. Radionuklida alam sekunder
Nuklida radioaktif ini terbentuk secara alamiah dari hasil peluruhan radionuklida alam primer.
3. Radionuklida alam terinduksi
Radionuklida ini secara terus-menerus terbentuk di alam. Meskipun mempunyai waktu paruh yang relatif pendek, nuklida ini selalu ditemukan di alam dengan kelimpahan tertentu.
4. Radionuklida buatan
Radionuklida ini merupakan hasil transmutasi inti di laboratorium melalui reaksi inti.
Demikian pembahasan materi Penemuan Unsur Radioaktif. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan Sifat-sifat Sinar Radioaktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.