Sifat-sifat Senyawa Alkana
1). Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, seperti CCl$_4$ atau eter.
2). Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila rantai C makin panjang (bercabang sedikit).
3). Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH$_4$ sampai C$_4$H$_{10}$) berwujud gas. Pentana (C$_5$H$_{12}$) sampai heptadekana (C$_{17}$H$_{36}$) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C$_{18}$H$_{38}$) dan seterusnya berwujud padat.
4) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F$_2$, Cl$_2$, Br$_2$, dan I$_2$), maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
5). Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.
Pembuatan Senyawa Alkana
a. Sintesa Wurtz
Rantai alkana yang terbentuk lebih panjang.
b. Sintesa Grignard
rantai alkana yang terbentuk tetap.
c. Adisi H$_2$ pada alkena atau alkuna
rantai alkana yang terbentuk tetap.
d. Sintesa Dumas
Sintesa Dumas ini diperoleh dengan mereaksikan Na-alkanoat dengan basa kuat, sesuai reaksi berikut ini:
Rantai alkana yang terbentuk lebih pendek (berkurang satu C).
Demikian pembahasan materi Sifat-sifat dan Pembuatan Alkana. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan senyawa hidrokarbon yaitu Tatanama Senyawa Hidrokarbon Alkena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.