Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu:
1). Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus -O- kemudian diikuti oleh kata eter. Tata nama dengan nama trivial dilakukan dengan menyebutkan nama alkil sesuai urutan abjad dan diakhiri eter. Jika kedua alkil sama digunakan awalan -di.
2). Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana pada alkana asal dengan akhiran oksi. Tata nama menurut IUPAC dilakukan dengan menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang lebih besar sebagai alkana. Atau ikuti cara- cara penamaan senyawa eter berdasarkan IUPAC sesuai urutan berikut ini:
a. Periksalah jenis gugus fungsinya. Jika memiliki gugus -OR, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa eter.
b. Rantai alkil yang jumlah atom C-nya paling sedikit disebut gugus alkoksi, sedangkan yang jumlahnya paling banyak disebut rantai induk.
c. Gugus alkoksi diberi nama dengan cara mengganti akhiran -ana pada alkana menjadi akhiran -oksi, sedangkan rantai induk diberi nama seperti nama alkana berdasarkan jumlah atom C-nya.
d. Jika jumlah atom C lebih dari 4, beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga gugus -OR menempel pada atom C yang paling kecil. Kemudian, tuliskan nomor, diikuti nama gugus alkoksi berdasarkan jumlah atom C-nya, dan diakhiri dengan nama rantai induk.
Contoh pemberian nama pada eter seperti pada tabel berikut ini:
Perhatikanan contoh tatanama senyawa eter berikut :
Penyelesaian :
Demikian pembahasan materi Tatanama Senyawa Eter dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan senyawa eter yaitu sifat-sifat dan pembuatan senyawa eter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.